Home » , » Apakah yang harus saya lakukan saya tidak cocok dengan mertua perempuan yang tinggal dirumah kami?

Apakah yang harus saya lakukan saya tidak cocok dengan mertua perempuan yang tinggal dirumah kami?

Written By Tolop Marbun Academy on Thursday, March 13, 2014 | 11:30 AM

Mertua perempuan dan Menantu Perempuan sering memiliki tendensi tidak cocok. Tidak semua tetapi hampir sebagaian (mencoba tidak berlebihan). Khususnya jika tinggal serumah. Kasus dari konselie ini adalah mertua perempuan tinggal dirumahnya. Mereka seringkali tidak cocok, apalagi dengan sikap mertuanya yang selalu memberi komentar terhadapa apa yang dia kerjakan. 


Sebagai konselor saya harus memberitakan Firman Tuhan terlebih dahulu. Dalam Kitab Kejadian  2:24 tertulis  "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging". Alkitab memberi pertanyaan bahwa orang yang sudah menikah tidak seharusnya tinggal bersama dengan orang tuanya lagi, melainkan membangun keluarga sendiri dan tinggal di rumah sendiri. (tidak harus milik, bisa sewa). Penafsiran saya adalah

1. Orang tua akan tetap memiliki tendensi mengatur pernikahan anaknya.

2. Tidak ada dua kepala dalam satu keluarga.

3. Tendensi ketidak cocok mertua perempuan dan menantu perempuan.

Jika kasus seperti diatas, walau Firman Tuhan berkata seperti Kejadian 2:24, menantu harus tetap menghormati mertua. Ini juga Firman Tuhan. 

Saran saya yang pertama adalah

1. Jika dia selalu memberi komentar jadiladah sahabatnya, belajar mendengar saran-sarannya, sabarlah mendengarkan mungkin karena faktor usia.

2. Tetap menghormati mertua, berbicaralah kepada suami berdasarkan Firman Tuhan.

3. Jika nomor 1 dan nomor 2 tidak berhasil, harus memberi pilihan kepada suami, Pilih Ibunya atau istrinya.  

Alasan saya mengatakan nomor tiga karena suami masih punya kakak perempuan yang tinggal  tidak terlalu jauh dari mereka. Seorang ibu akan lebih baik tinggal serumah dengan anak perempuannya dari pada menantunya.

Alasan kedua: Suami harus mengutamakan Istrinya tanpa mengurangi rasa hormat kepada Ibunya. Ibunya masih muda, sehat dan punya rumah di kampung. Ibu akan tetap menjadi ibu kandung tidak bisa menjadi mantan ibu kandung, tetapi istri bisa menjadi mantan istri. Kalau menjadi mantan istri artinya gagal dalam pernikahan.

Alasan ketiga: Jika suami mengutamakan ibu dan mengabaikan perasaan istri, istrinya bisa memberontak dan bertengkar dengan mertuanya dan ini sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga. Jadi dari pada menyimpan bola api panas, lebih baik meledak diawal, karena akan tetap akan ada yang menjadi korban.


Share this article :
 
Copyright © 2010-2021. Tolop Marbun Academy - All Rights Reserved
Proudly powered by MY MASTER COACH