Setiap orang memiliki pengertian tersendiri tentang iman.
Kalau kita perhatikan Alkitab maka pengertian iman sangat banyak dan lebih luas
dari apa yang kita tahu dari kita hanya mendengar khotbah dan sharing Firman
Tuhan. Dalam Ibrani 11:1 tertulis pengertian Iman, tetapi iman tidak terbatas
dengan ayat tersebut, iman tidak terbatas. Selama kita mau intim dengan Bapa,
maka Bapa akan memberi pencerahan melalui Roh Kudus tentang iman. Dari beberapa
ayat Alkitab, saya akan menjelaskan 2 Fungsi Iman yang secara hurufiah ada juga
harafiah.
1. 1.
Iman adalah dasar kita meminta segala sesuatu
kepada Allah Bapa. (Ibrani 11:1; Matius 7:7-11; Yohanes 15:7).
Meminta berdasarkan kebutuhan dengan
meminta berdasarkan iman adalah dua hal yang hampir sama tetap berbeda. Konsep
meminta berdasarkan kebutuhan adalah ada kebutuhan lalu meminta. Konsep meminta
berdasarkan iman adalah setiap permintaan kita didasarkan oleh iman. Konsep
minta berdasarkan kebutuhan, besar kecil iman itu dipengaruhi kebutuhan. Jika
kebutuhan belum terpenuhi, maka doanya semakin kencang dan imannya akan
bertembah besar. Ketika semua kebutuhan terpenuhi doanya menjadi biasa-biasa
saja. Sedangkan orang yang meminta berdasarkan iman, imannya konsisten dan
semakin bertumbuh karena iman menjadi dasar hidup, bukan kebutuhan. Orang yang
meminta berdasarkan kebutuhan mereka adalah “Needs Oriented” (fokus pada
kebutuhan). Sedangkan orang yang minta berdasarkan Iman adalah “Faith Oriented”
(fokus pada iman saja). Ketika meminta
lewat doa kepada Bapa kedua golongan ini hampir sulit di bedakan, yang
membedakan adalah ketika menerima jawaban dari Tuhan.
2. 2.
Iman adalah dasar kita untuk mengucap syukur
atas perbuatan Allah Bapa. ( 1 Tes. 5:18; Flp 4:6; Roma 8:28; Yeremia 29:11-13)
Orang yang “Need oriented” akan terlihat
dari respon mereka terhadap jawaban Allah terhadap permintaannya. Jika
permintaannya terkabulkan maka mereka bisa bersyukur dengan mudah. Tetapi
ketika adalah menunda atau tidak mengabulkan doanya, orang ini akan
bersungut-sungut, atau mengeluh, atau kerohaniannya akan menjadi kendor.
Alasanya adalah orientasi kebutuhan mereka.
Orang yang “Faith oriented” mereka akan
memampu bersyukur atas perbuatan Allah Bapa. Ketika jawab Bapa menjawab “Ya”,
Mereka akan mengucap syukur dan akan tetap beriman. Ketika Bapa menjawab “Tunggu”, mereka akan besyukur karena mereka tahu waktunya belum tepat,
mereka akan tetap setia berdoa. Ketika Bapa berkata “Tidak”, mereka juga akan
bersyukur karena mereka percaya Bapa punya rencana yang terbaik lebih dari yang
mereka minta”. Jadi apapun yang mereka alami mereka akan tetap bersyukur.
Di sebuah desa ada dua orang petani yang
berdoa supaya hujan turun, karena desa mereka sudah lama musim kemarau. Petani
“A” berdoa dan mempersiapkan ladangnya menantikan hujan. Sementara Petani “B”
dia hanya berdoa di rumah. Menurut anda siapakah yang “Need Oriented”, siapa
yang “Faith Oriented”? dan yang mana anda?