RelevantMagazine |
Saya meminjam kata "mitos" untuk membuat artikel ini lebih jelas. Pada prinsipnya lebih kepada "dongen" yang kelihatannya rohani tetapi anda tidak perlu imani atau sejenis 'kebenaran' tetapi tidak ada tidak Alkitabiah. Outline arikel ini saya ambil sadur dari RelevantMagazine[dot]com.
1. Orang Percaya tidak menderita Depresi.
Depresi adalah stress yang berlebihan. Setiap orang di dunia ini punya 'kesempatan' untuk mengalami depresi hanya saja levelnya yang berbeda. Sekalipun Orang Percaya yang lahir baru dan saleh tetapi bisa mengalami depressi. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa orang percaya akan bebas depresi, Tuhan berjanji pasti akan memberi jalan keluar dari setiap pencobaan yang kita alami. Jadi mitos "orang percaya tidak menderita depresi" tidaklah Alkitabiah karena bisa saja Tuhan izin karena Tuhan punya tujuan.
Mitos ini bisa menjadi intimidasi bagi orang-orang yang mengalaminya. Mereka terintimidasi bahwa mereka bukan orang percaya, mereka masih belum bertobat sungguh-sungguh. Sekali lagi, jangan pernah percaya mitos ini.
2. Depresi adalah masalah Iman.
Dalam sebuat pedalam Alkitab seorang prefesional konselor sedang mendengar diskusi tentang Depresi. Karena dia sangat tertarik mendengar pembicaraan mereka, maka dia ikut Pedalaman Alkitab tentang Depresi. Orang yang dalam PA tersebut sepakat bahwa orang yang depresi adalah orang yang imannya tidak benar. Orang benar dimata Tuhan bukan berarti bebas masalah. Masalah kadang Tuhan izinkan untuk mempraktekkan iman atau menguji iman. Jadi orang depresi tidak selalu karena imannya tidak benar.
3. Depresi bisa hilang dengan doa.
Seorang Konselor Kristen mengalami depresi, kemudian hari itu dia meluangkan banyak waktu untuk berdoa. Kenyataannya setelah doa dan puasa rasa depresinya malah semakin buruk. Masalah depresi adalah masalah psikologi, yang bisa diselesaikan dengan psikologi dan doa. Jadi masalah psikologinya harus dibenarkan terlebih dahulu baru didoakan.
4. Depresi tidak seharusnya dibicarakan.
Masih ada orang Kristen sampai hari ini tidak mau menceritakan depresinya kepada orang lain karena takut akan "dicap": "tidak sungguh-sungguh" atau "kurang beriman". Oleh karena cap tersebut, maka depresi tidak perlu dibicarakan kepada orang lain. Depresi akan semakin buruk jika anda berdiam diri.