Tantangan hari kelima berhubungan dengan tantangan hari pertama sampai ke empat. Hari pertama anda ditantang untuk mengatakan kebaikan-kebaikan pasanganmu. Hari kedua kita tantangan untuk saling melayani dengan cara yang lebih kreatif. Hari ketiga kita ditantang untuk semakin hari semakin sabar dan hari keempat kita ditantang untuk mensyukuri dan menghargai kerja keras pasanganmu. Jika anda sudah praktekkan semua tantangan tersebut, maka tantangan hari kelima akan lebih mudah karena anda sudah membiasakan lidah; mengatakan hal-hal yang baik dan benar. Mari kita mulai dengan firman Tuhan.
Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Lidah memang tidak bertulang tetapi lebih tajam dari pedang, lebih berbahaya dari api, lebih menghacurkan di banding sunami. Lidah bagian kecil dari tubuh kita, tetapi lidah bisa menghancurkan seluruh hidup kita, bukan hanya kita, orang lain juga bisa hancur gara-gara lidah. Satu lidah bisa menghancurkan dunia ini, atau bahkan menimbulkan perang dunia ketiga. Lidah memang kecil tetapi kuasanya besar. Sebesar-besarnya kapal pesiar, kemudinya tetap kecil, sekalipun kecil, dia mengontrol arah kapal pesiar. Demikian juga lidah, ia mengendalikan hidup kita.
Contoh: luka karena pisau bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi luka karena perkataan orang yang kita kasihi bisa sakit sampai selama-lamanya, tidak semudah menyembuhkan luka karena pisau tersebut. Perkataan yang anda katakan tidak akan pernah anda bisa ambil kembali, sehebat apapun anda, sekeras apapun tenaga anda, sekuat apapun usaha anda, jika anda sudah mengatakannya takkan bisa anda ambil kembali. Sekalipun anda minta maaf atau minta ampun perkataan anda yang menyakiti sudah terlanjur melukai dan mengganggu hidup orang yang mendengarnya.
Contoh: luka karena pisau bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi luka karena perkataan orang yang kita kasihi bisa sakit sampai selama-lamanya, tidak semudah menyembuhkan luka karena pisau tersebut. Perkataan yang anda katakan tidak akan pernah anda bisa ambil kembali, sehebat apapun anda, sekeras apapun tenaga anda, sekuat apapun usaha anda, jika anda sudah mengatakannya takkan bisa anda ambil kembali. Sekalipun anda minta maaf atau minta ampun perkataan anda yang menyakiti sudah terlanjur melukai dan mengganggu hidup orang yang mendengarnya.
Ini adalah kisah nyata (nama dan tempat dirahasiakan) suami istri suka menyumpahi. Setiap kali mereka bertengkar suami akan melakukan kekerasan fisik dan istrinya akan berkata: "Kalau kamu terus sakiti saya, kamu pasti akan lumpuh dan kami akan mati karena lumpuh". Suaminya juga tidak mau mengalah, suaminya juga berkata: "mulutmu yang cerewet itulah yang membawa kamu mati".
Apa yang terjadi? Suaminya lumpuh pada usia 40an, dia harus merawat suaminya kurang lebih 15 tahun sebelum suaminya meninggal karena lumpuh. Setelah suaminya meninggal sang istri mengalami infeksi di mulut, dan infeksi tersebutlah yang membuat dia meninggal.
Dari kisah nyata ini suami istri harus bisa kita harus belajar rem lidah untuk berkata-kata, kekang lidah untuk berkata-kata yang negatif, menjatuhkan, menghina, menghakimi dan mengutuk.
Bila anda memiliki pertanyaan atau komentar bisa melalui
Twitter: @TolopMMinistry
Facebook: @Ev.TolopMarbun
Google Plus: +TolopMarbun
Google Plus: +TolopMarbun
atau silahkan posting melalui kolom komentar dibawah ini.
Bila anda tidak mengikut tantangan ini dari awal silahkan klik pojok kanan atas #30DaysYCMChallenging
Bila anda terinspirasi dengan tantangan pertama ini, silahkan share kepada teman-teman anda. Anda bisa share artikel ini kepada rekan-rekan anda melalui contact BBM, LINE, WA, dll atau melalui sosial network anda: Facebook, Twitter, dll.